Keberhasilan seseorang berawal dari sebuah misi yang tertanam dalam jiwanya. Jika kita pelajari dan perhatikan dengan seksama pada setiap pergerakan besar bangsa-bangsa dalam sejarah dunia atau bahkan kemajuan perusahaan-perusahaan besar kelas dunia dimulai dari mission statement-nya masing-masing.
Doktrin seorang pemimpin Jerman saat Perang Dunia II bahwa “Ras Aria adalah ras tertinggi di dunia” membuat bangsa jerman saat itu begitu kuat sehingga hampir menguasai seluruh daratan Eropa. Contoh lain pada perusahaan minuman terkenal Coca Cola, sang presiden direktur Robert Woodruf di Amerika Serikat 1923-1935 memiliki misi “Kapan saja, dimana saja, minum Coca Cola”. Artinya tak peduli kapan pun, dimana pun setiap orang minum Coca Cola. Ini pulalah yang memberikan kepada jajaran direksi, manajemen hingga karyawannya terdorong untuk merambah dunia. Dan banyak contoh penetapan misi yang lain sehingga membuat banyak oraang termotivasi untuk mencapainya.
Begitu banyak contoh-contoh penetapan misi buatan manusia yang akhirnya berujung pada kehancuran. Seperti misi Nazi yang ingin menguasai seluruh daratan Eropa, Jepang yang ingin menguasai daratan Asia, atau misi Stalin dan lenin yang ingin mengkomuniskan Uni Soviet, semua berakhir dengan sangat menyedihkan dan menyengsarakan umat manusia. Penetapan misi seperti itu umumnya dibentuk berdasarkan logika saja dan mengabaikan suara hati sebagai fitrah manusia, akibatnya adalah sebuah doktrin yang mengsikan langkah-langkah yang tidak manusiawi, contohnya Hitler atau juga “dajjal-dajjal” kecil yang ada di Indonesia yang telah begitu banyak menyengsarakan rakyat. Namun pada akhirnya hukum keseimbangan Tuhan kelak menghempaskan mereka kembali.
QS.Faathir : 5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Sebuah misi hendaknya tidak terpaku pada aspek kognitif atau logika semata, tetapi harus mampu memberikan ‘koridor’ yang sesuai dengan suara hati dan fitrah manusia. Lalu apakah yang bisa dijadikan sebagai misi kehidupan kita?
Penetapan misi kehidupan secara efektif bukan dibuat oleh logika manusia semata, tetapi juga bersumber dari Sang Pencipta Alam Semsta, inilah mission statement sesungguhnya. Menurut seorang penulis Barat Frankl, “Kita mendeteksi bukan menciptakan misis kita dalam hidup”, “Semua orang memiliki panggilan khusus atau misis dalam hidupnya…”. Oleh karena itu, ia tidak dapat digantikan, atau hidupnya tidak mungkin dapat diulang, setiap orang memiliki peluang unik untuk melaksanakan misi itu. Frankl menambahkan lagi,”Akhirnya manusia tidak perlu menanyakan apa makna dari hidupnya, tetapi ia harus sadar bahwa dialah yang ditanya..” singkatnya, tiap orang ditanyai oleh kehidupan dan ia dapat menjawab melalui kehidupannya sendiri. Kepada kehidupan ia hanya dapat member respond dan bertanggung jawab. Inilah bukti ilmiah modern tentang perintah Allah SWT untuk mengucapkan mission statement,”dua kalimat syahadat”. Inilah misi kehidupan yang sesungguhnya.
Misi yang diikrarkan melalui dalam bentuk syahadat akan membentuk sebuah tekad dan komitmen yang bulat, perjanjian yang mengikat antara seorang manusia dengan Tuhan penciptanya. Inilah sumber kekuatan yang luar biasa bagi orang yang beriman dan bertakwa. Inilah yang melahirkan suatu keberanian, keyakinan, optimism, dan keyakinan batin.
QS. An Nisaa : 132. “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.”
Inilah sebuah sinergi antara seorang manusia yang beriman kokoh dengan Tuhannya Yang Maha Adidaya. Kita bisa melihat hsailnya, bagaimana seorang Muhammad Saw yang telah menjalin ikatan syahadat dengan Allah SWT berhasil mengubah wajah dunia dengan bermodalkan syahadatnya. Kemudian misi ini diteruskan oleh para Khulafaur Rasyidin, dimaana pada tahun-tahun keemasan mampu mendirikan imperium terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah manusia yang membentang dari perbatasan India hingga samudera atlantik. Dorongan kuat syahadat ini telah berhasil membuat pasukan Arab yang kecil itu melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Penaklukan itu selalu diikuti dengan masuknya orang-orang untuk memeluk agama Islam secara berbondong-bondong, sukarela tanpa paksaan sama sekali. Uniknya, syiar agama Islam langsung dilakukan oleh para balatentara Islam itu sendiri, bukan melalui lembaga Islam atau pun organisasi Islam saat itu. Mereka langsung member contoh dan dakwah sekaligus. “Merekalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini..” menurut Michael Hart.
Penetapan misi ‘dua kalimat syahadat’ adalah suatu langkah pertama yang telah terbukti kebenarannya secara ilmiah baik lansung maupun tidak langsung didukung oleh para ilmuwan barta, karena langkah ini merupakan suatu pembangunan wawasan dan persepsi tentang tujuan akhir atau visi. Syahadat adalah membangun persepsi tentang Tuhan Yang Maha Tinggi yang ditransformasikan melalui Muhammad Saw sebagai seorang manusia biasa yang pernah hidup di permukan bumi ini.
Dengan doktrin tauhid ‘Laa Ilaaha Illallah’, Allah Swt ingin memuliakan sekaligus membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan serta keyakinan semu yang akan meruntuhkan martabat diri sebagai makhluk yang paling mulia. Mengambil ‘Ilah’ atau sesembahan lain selain Allah Swt, seperti kehormatan diri, kepentingan, ataupun harta, semuanya itu hanya bersifat fana. Namun sebaliknya, apabila semuanya dilakukan berdasarkan pijakaan ‘Ilah’ pada Allah Swt, maka akan melahirkan ketenangan, kepercayaan diri, integritas, motivasi, dan kebijaksanaan yang semuanya bersifat abadi dari Allah Azza wa Jalla.
Ucapan ‘Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah’ (Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah), adalah suatu bentuk transformasi visi untuk membumikan sifat-sifat Allah yang serba mulia di atas permukaan bumi. Ini akan membantu manusia dalam menterjemahkan Asmaul Husna ini kedalam keseharian manusia dalam menghadapi berbagai tantangan. Bahkan Rasulullah Saw telah memberikan contoh-contoh secara nyata atas pelaksanaan sifat-sifat Allah yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits secara jelas. Ini meyakinkan kita bahwaa asmaaul husan dalam tingkatan dunia tidak mustahil dan memiliki kemampuan yang masuk akal untuk diaplikasikan dengan cara mencontoh sikap dan tingkah laku keseharian Rasulullah Saw yang begitu sangat manusiawi.
QS. Al Ahzab : 21. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Rasulullah Saw mampu menciptakan budaya Islam yang memiliki nilai-nilai harmonis antara kenyataan yang dihadapi dengan misi mulia yang dibawaya. Rasulullah Saw mampu menciptakan budaya keselarasan antara dassollen dan das sein ‘hati di langit namun kaki tetap menjejak bumi’. Beliau mulai berjuang dari bawah sekali, sikapnya yang penuh kasih dan sayang itu membuatnya dicintai banyak orang. Integritas dan kejujurannya yang tinggi menjadikannya begitu dipercaya sehgingga mendapat julukan ‘Al Amin’. Perjuangannya yang konsisten telah menjadikan dirinya memiliki begitu banyak pengikut, disamping ajarannya yang sangat sesuai dengan suara hati manusia. Bimbingannya telah menciptakan begitu banyak pemimpiin-pemimpin kaliber dunia.
Kalimat syahadat adalah suatu misi yang menghasilkan suatu ‘bayangan’ tentang tujuan akhir yang divisualisasikan dalam bentuk ‘surga’. Secara ilmiah, penetapan misi melalui syahadat akan menciptakan suatu imajinasi yang berbentuk visual, yang pada akhirnya menghasilkan suatu dorongan kekuatan untuk mencapai keberhasilan itu. Disinilah arti kepemimpinan, sebuah tujuan akhir yang berbentuk persepsi yang dinyatakan dengan jelas dsn kuat. Kita tidak perlu mengikuti impian orang lain, karena kita telah memiliki sendiri tujuan akhir melalui syahadat. Inilah kepemimpinan dari seorang yang telah memiliki sebuah ketangguhan pribadi.
QS. Fushshilat : 30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
By Ummi AlFatih http://ukhuwah-online.blogspot.com/
Twit : @ummialfatih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar