Rumah Sehat Al-Fatih

Sabtu, 07 Mei 2011

Cuci Otak??

dibuat
Lagi, berita orang hilang ramai tersebar hari ini. Kabarnya ada penculikan yang bisa bikin para korbannya gak sadar dan berubah karena sudah di cuci otaknya. Cuci otak? Bukan berarti otaknya dikeluarin terus di bilas bersih pake detergen, tapi istilah cuci otakini berarti sang pemilik otak sudah di doktrin dan diberikan masukan sehingga ia memiliki pemikiran yang sama seperti yang diinginkan si pemberi doktrin. Berawal dari seorang pegawai dinas perhubungan yang ditemukan tak sadarkan diri di salah satu masjid di puncak,tak lama kemudian sembilan mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang dilaporkan hilang, disusul laporan-laporan orang hilang lainnya yang ramai diberitakan media elektronik. Diduga kasus-kasus orang hilang tersebut berhubungan dengan suatu kelompok yang menunggangi Islam dalam gerakannya, istilah ajaran atau agama sempalan sering disematkan pada gerakan ini karena ada beberapa pemahaman dan aktifitas yang menyimpang dari ajaran Islam sesungguhnya. Dugaan ini diperkuat oleh kesaksian tujuh mahasiswa yang lolos dari penculikan, juga beberapa mantan anggotanya yang memberikan kesaksian di media.
Lagi-lagi hal ini membuat cemas masyarakat terutama para orang tua karena sebagian besar sasarannya adalah pelajar atau mahasiswa. Aduuuh.. kayaknya negeri ini sulit untuk tenteram, masalah bom-boman belum selesai ditambah lagi masalah cuci-cucian yang bikin was-was. Sebenarnya tidak perlu ada kekhawatiran bila dasar-dasar agama telah ditanamkan sedini mungkin, sehingga generasi kita akan kuat menghadapi berbagai tantangan di depan. Masalahnya.. gak banyak keluarga yang menjadikan pendidikan agama sebagai prioritas utama, jadi  ajaran-ajaran sempalan seperti ini cukup  membuat gelisah masyarakat. Yang membuatku prihatin gerakan ini mengatasnamakan Islam dalam aktifitasnya, sehingga  beritaini pun mendistorsi Islam dan ajaran-ajarannya.
Gerakan yang disebut Negara Islam Indonesia (NII) ini memang telah mendistorsi agama Islam, karena banyak ajaran dan aktifitasnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sesungguhnya. Penyimpangan yang terjadi mulai dari perekrutan dimana setiap anggota harus memberikan setoran sehingga banyak diantaranya menghalalkan segala cara demi memenuhi setorannya. Berbagai tindakan kriminalpun bisa dilakukan, mencuri, merampok, bahkan menipu teman dan kerabatpun tak  sungkan lagi dilakukan. Naudzubilah..padahal Islam sangat menganjurkan untuk menghormati dan menjaga hak milik orang lain, bukan malah merusak atau mencurinya. Tidak hanya itu menurut mantan anggotanya faham NII mengajarkan bahwa orang lain diluar NII adalah kafir sekalipun seorang muslim atau bahkan orangtua kandungnya. Astagfirullah, betapa mudahnya mengkafirkan orang lain padahal Rasulullah SAW pun tak pernah berlaku tidak hormat kepada pamannya Abu Tholib yang sampai akhir hidupnya belum sempat bersyahadat. Sebagai sang suri tauladan umat manusia, Rasulullah SAW selalu santun dan lembut kepada siapapun. Beliau bahkan menyuapi seorang Yahudi yang buta, padahal ia selalu mencaci maki Rasulullah SAW, setelah Rasulullah SAW wafat Umar Bin Khatab menggantikan kebiasaan Rasulullah SAW untuk menyuapi orang tersebut. Hingga akhirnya ia tahu bahwa selama ini yang menyuapinya adalah Rasulullah SAW yang selalu ia caci maki, orang Yahudi itu pun akhirnya masuk Islam. Betapa lembut Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah ini, berbeda dengan ajaran sempalan yang dilakukan NII.
Qs. An Nahl 16: 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Satu lagi yang nyeleneh, menurut mantan anggota NII yang diwawancarai di salah satu stasiun televisi swasta bahwa shalat lima waktu pun belum wajib dilaksanakan sebelum NII berdiri. Bagaimana mau menegakan negara Islam kalau salah satu rukunnya saja gak ditegakkan. Benar-benar aneh...  Yang gak kalah aneh tapi nyata,ada saja orang yang menjadi korban gerakan ini. Inilah yang mesti diantisipasi oleh kita.
Berita terbaru dari salah satu mantan menteri di NII adalah adanya aliran dana yang terkumpul lewat jaringan ini berada di rekening salah satu Bank yang masalahnya belum tuntas hingga sekarang. Menurutnya pemimpin jaringan NII ini dekat dengan pemilik bank tersebut yakni ‘Robert Tantular’ sehingga dana yang terkumpul dari jaringan ini disimpan di rekening bank tersebut. Mungkin itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa skandal bank Century belum juga selesai, wallahualam.
Sebenarnya kasus jaringan NII ini sudah berlangsung lama, sejak bertahun-tahun yang lalu. Berawal dari pemberontakan Kartosuwiryo, gerakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII), hingga sekarang. Menurut para pengamat kasus NII yang saat ini ramai di masyarakat berbeda dengan pergerakan NII yang pernah dicetuskan Kartosuwiyo, jaringan NII yang menyimpang ini adalah NII tandingan yang dibuat intelejen. Wah, kalau begitu sudah terjadi politisasi dong!? Percaya gak percaya sih, tapi kalau sampai sekarang kasus aliran sempalan ini gak pernah beres..gimana mau percaya bahwa pemerintah dan aparat sudah serius menanganinya? Jadi politisasi juga?? Wallahualam bisawab...
Memang politik kadang-kadang sering menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, tapi jangan sampai masyarakat yang jadi korbannya. Kan kasihan banyak orang yang linglung bahkan jadi depresi jadi korban cuci otak, belum lagi orang tua dan keluarga yang bersedih karena kehilangan anaknya, juga gak sedikit harta dan hak milik yang terampas akibat ulah jaringan ini. Lalu siapa yang menikmati hasil setoran jaringan ini? Kalau memang benar ada unsur politiknya, berarti... gak tahu lah, Allah Maha Tahu dan Maha Adil, semua pasti akan dapat balasan yang setimpal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar